Jumat, 24 Februari 2012

MRP Sikapi Aspirasi Referendum

MRP Sikapi Aspirasi Referendum
Timotius Murib: MRP Senang Didemo Biar Kerja Lebih Baik.


WPRA: JAYAPURA - Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP) Timotius Murib mengatakan, MRP menerima, mendengar dan menampung aspirasi masyarakat asli Papua, termasuk kelompok Komite Nasional Papua Barat (KNPB) yang melakukan demo menuntut Referendum ke Kantor MRP, Senin(20/2) lalu.
Timotius Murib mengatakan, kelompok yang melakukan demo merupakan masyarakat asli Papua, karena itulah MRP sebagi lembaga kultur tetap menampung aspirasi tersebut dan melanjutkan kepada pemerintah Pusat. Selanjutnya aspirasi itu menjaga kewenangan Pemerintah Pusat apakah ditolak atau sebaliknya, diterima.

Pemuda : Tarik TNI/Polri Organik dari Papua

Jakarta - Sejumlah pemuda Papua meminta kepada pemerintah untuk menarik Tentara Nasional Indonesia (TNI) organik yang melakukan pengamanan di Papua, agar penanganan persoalan Papua bisa diselesaikan secara baik.

"Untuk mengatasi persoalan di Papua harus melalui pendekatan sipil, bukan melalui pendekatan militer yang selama ini telah dilakukan," kata Hironimus Hilapok pada pertemuan dengan sejumlah pemuda Papua dan tokoh di Kantor Yayasan Bung Karno, Jakarta, Kamis.

Anggota KNPB Sentani Di Temukan Tewas Secara Misterius


WPRA: Sentani – Pada minggu 12 februari 2012 warga Kehiran, BTN Purwodadi, Yahim dan sekitarnya di kagetkan dengan penemuan mayat sesosol pria berusia 19 tahun atas nama Ronal Ronal Rennis Nelambo Aktivis Komite Nasional Papua Barat (KNPB ) Wilayah Sentani.


Anggota KNPB
Kronoligis : Pada malam senin tanggal 5 februari 2012 pukul 2 : 00 malam alm keluar dari Honai, entah kemana. Saat itu alm bersama beberapa teman-teman di Honai bikin kopi lalu minum di teras rumah, setelah itu alm keluar tanpa memberitahukan kepada teman-temannya.

Politisi Australia dan Pasifik Siapkan Gerakan Papua Merdeka


WPRA: REPUBLIKA.CO.ID, Bergejolaknya 'bumi' Papua belakangan ini ternyata mendapatkan perhatian serius dari dunia internasional. Bahkan, bagi beberapa negara yang memang kerap menyatakan dukungannya terhadap Papua agar memisahkan diri dari Indonesia, seperti Amerika Serikat dan Australia.

Kamis, 16 Februari 2012

Diduga Makar, Ketua Dewan Adat Papua Terancam Pidana


SORONG - Setelah menjalani pemeriksaan di Reskrim Polres Sorong Kota atas kasus dugaan makar, sampai Rabu (15/2) Ketua Dewan Adat Papua (DAP) wilayah Sorong , Apolos Sewa, SH masih bertatus sebagai saksi. Proses penyelidikan dugaan kasus makar atas kegiatan 1 Desember itu, kini masih dalam proses melengkapi bukti dan unsur-unsur yang mengarah pada penetapan tersangka.
Sorong, Prov Papua Barat

Jika dari hasil pemeriksaan tersebut memenuhi unsur- unsur bukti tindak pidana dugaan makar, tidak menutup kemungkinan Apolos Sewa ditetapkan sebagai tersangka. Demikian Kapolres Sorong Kota AKBP Tri Atmodjo M,S.IK melalui Wakapolres Kompol Rizki Ferdiansyah,SH S.IK kepada Radar Sorong (JPNN Group) di ruang kerjanya, Rabu (15/2).

Tidak ada operasi ofensif di Papua


Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan tidak ada operasi militer ofensif di Papua karena sejak 2005 pemerintah menggunakan pendekatan kesejahteraan dan keadilan bagi pembangunan di kawasan tersebut, meskipun masih ada gerakan separatis.
Presiden RI. SBY

"Indonesia terus kelola permasalahan di Papua sebaik mungkin. Bagi Indonesia, isu Papua bukanlah isu kedaulatan, tapi isu politik, sosial, keadilan dan kesejahteraan. Saya berterima kasih pada sahabat yang memberikan dukungan penuh kedaulatan dan keutuhan Indonesia. Sejak 2005 hanya beberapa minggu sejak jadi presiden, saya hentikan pendekatan keamanan, saya pilih kesejahteraan dan keadilan," kata Presiden saat menyampaikan pidato di depan 128 duta besar dan perwakilan organisasi internasional di Gedung Pancasila Jakarta, Rabu.

Pangdam: NKRI Harga Mati di Papua


Metrotvnews.com, Timika: Panglima Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Erfi Triassunu menegaskan, kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Papua adalah "harga mati". Tak bisa ditawar.

Panglima Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih,
Mayjen TNI Erfi Triassunu 
"Jadi, jangan coba berfikir untuk memisahkan diri dari NKRI. Siapa yang ingin memisahkan diri dari NKRI akan berhadapan dengan TNI," kata Erfi di Timika, Rabu (15/2).

Ia mengatakan, saat ini kekuatan kelompok separatis Organisasi Papua Merdeka (OPM) masih tetap ada. Mereka ingin memisahkan diri dari NKRI dalam tiga front, yaitu front bersenjata, klandestin, dan front politik.

Menurut Erfi, selama ini tentara yang bertugas di Papua terus berupaya melakukan pendekatan persuasif kepada kelompok OPM dengan merangkul sejumlah tokohnya untuk kembali ke masyarakat untuk bersama-sama membangun Papua.

Jumat, 10 Februari 2012

PEDOMAN AKTIVIS REVOLUSIONER

CIRI-CIRI SEORANG REVOLUSIONER

1. Mengapa kita perlu merubah diri kita menjadi seorang revolusioner ?

Sebagai seorang revolusioner, kita perlu mengabdikan pikiran-pikiran, emosi dan perbuatan-perbuatan kita kepada kepentingan perjuangan demokrasi sejati di Indonesia. Tapi masing-masing kita dan setiap orang diantara kita masih membawa pikiran-pikiran, sikap-sikap dan kebiasaan-kebiasaan lama dari masyarakat bobrok yang ada sekarang ini. Kita tumbuh dalam masyarakat yang tindas dan dihisap oleh kapitalisme. Sampai hari ini, kita masih dipengaruhi oleh gagasan-gagasan bobrok atau parsangka-parangka borjuasi dari masyarakat kini. Karena itulah, mengapa perlu bagi setiap mereka yang revolusioner merubah dirinya sendiri.

Organisasi Papua Merdeka (O.P.M)

                                                                      Pengantar:
Organisasi Papua Merdeka adalah Sayap Politik
West Papua Merdeka
Tulisan tentang Papua di blog ku ini, setidaknya sudah ada dua. Pertama karyaku dan satunya lagi ialah Dr. George Junus Aditjondro. Penulis yang kedua ini sempat menjadi headline berita nasional karena menghempaskan buku ke Polan, fungsionaris Partai demokrat. Kini, aku ingin menerbitkan tulisannya (lagi) karena aku yakin banyak yang tidak tahu tentang OPM. Selamat membaca.

Tanggal 28 Juli 1965 adalah awal dari gerakan-gerakan kemerdekaan Papua Barat yang ditempeli satu label yaitu OPM (Organisasi Papua Merdeka). Lahirnya OPM di kota Manokwari pada tanggal itu ditandai dengan penyerangan orang-orang Arfak terhadap barak pasukan Batalyon 751 (Brawijaya) di mana tiga orang anggota kesatuan itu dibunuh. Picu “proklamasi OPM” yang pertama itu adalah penolakan para anggota Batalyon Papua (PVK = Papoea Vrijwilligers Korps ) dari suku Arfak dan Biak untuk didemobilisasi, serta penahanan orang-orang Arfak yang mengeluh ke penguasa setempat karena pengangguran yang tinggi serta kekurangan pangan di kalangan suku itu (Ukur dan Cooley, 1977: 287; Osborne, 1985: 35-36; Sjamsuddin, 1989: 96-97; Whitaker, 1990: 51).

Perburuan Penembak Kapolsek Mulia Diwarnai Baku Tembak

Metrotvnews.com, Mulia: Pasca-meninggalnya Kepala Kepolisian Sektor Mulia AKP Dominggus Awes, situasi di Kabupaten Puncak Jaya, Papua, masih belum kondusif. Aparat kepolisian dari Brigade Mobil yang memburu pelaku pembunuhan Kapolsek, sempat terlibat baku tembak dengan anggota Organisasi Papua Merdeka.

Baku tembak terjadi di daerah Pos Kotis Brimob yang ada di Kota Mulia, Kabupaten Puncak Jaya. Baku tembak itu sudah berlangsung selama dua hari terakhir. Namun sejauh ini tidak ada korban jiwa dari aparat kepolisian maupun dari pihak OPM.

Selain terjadi saling tembak, OPM juga membakar perkantoran Dinas Perikanan di Puncak Jaya, yang membuat Kota Mulia semakin mencekam.

Sejauh ini anggota OPM masih dengan bebas menenteng senjata laras panjang di Kota Mulia. Hingga hari ini, Jumat (28/10), pihak kepolisian sudah memeriksa lima orang saksi terkait kasus penembakan Kapolsek Mulia. Sementara Polda Papua mengaku sudah mengantongi ciri-ciri pelaku penembakan Kapolsek.(DSY).

West Papua Revolutionary Army (WPRA) dan Wacana Dialogue Kebangsaan

WPRA News: Menanggapi berbagai gelagat penjajah belakangan ini, khususnya memobilisasi kekuatan Masyarakat Papua untuk melakukan Dialogue yang dinamakan "DIALOGUE KEBANGSAAN" oleh NKRI dengan pentolan Kaum Papua Indonesia (Papindo) yang ada dalam berbagai jajaran pemerintahan ataupun berbagai lembaga yang mengatasnamakan Rakyat atau Bangsa Papua, yang didorong oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), maka dengan ini dihimbau kepada seluruh rakyat West Papua dimanapun berada agar:
Mengikuti langkah-langkah yang diambil Markas Pusat Pertahanan West Papua Revolutionary Army atau Tentara Revolusi West Papua;

WPRA


Kamis, 09 Februari 2012

TPN/OPM Hanya Ingin Tunjukkan Eksistensinya

TPN/OPM Hanya Ingin Tunjukkan Eksistensinya: Pangdam: TNI Belum Berlakukan Operasi Militer di Puncak Jaya.




Merauke – Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Erfi Triassunu tak menampik bahwa belakangan ini kelompok TPN/OPM yang beroperasi di Kabupaten Puncak Jaya kembali melakukan aksi penembakan.
Tak hanya memakan korban aparat, aksi gerilya kelompok berseberangan itu juga menyebabkan korban dari warga sipil. Lantas, langkah yang dilakukan TNI dalam hal ini Kodam XVII/Cenderawasih adalah dimana pihaknya sendiri sudah mempunyai standard operational procedure (SOP).
“Jadi kami sudah punya SOP dan punya prosedur tetap. Pertama, kami membantu Polri dalam rangka pengamanan, baik itu pengejaran, penutupan daerah termasuk juga kita upayakan pendekatan kepada saudara-saudara kita yang berbeda pendapat untuk mengungkap kasus tersebut. Tapi intinya kita butuh waktu, karena langkah kita sesuai dengan protap kita,”kata Pangdam kepada wartawan saat tiba di Bandara Mopah Merauke, Selasa (7/2) siang.
Sambungnya, aparat kewilayahan seperti Kodim dan Koramil tentunya juga berupaya mengimbau dan menanyakan secara langsung apa penyebab aksi dan pelakunya. “Jadi langkah-langkah ini masuk dalam SOP kami,”imbuhnya.

Detasemen Brimob Papua kehilangan personel terbaik


Timika (ANTARA News) - Keluarga besar Detasemen B Brimob Polda Papua di Timika merasa sangat kehilangan salah satu anggota terbaiknya, almarhum Briptu Ronald Sopamena.

"Kami merasa sangat kehilangan anggota terbaik. Dia sudah saya anggap seperti anak sendiri," tutur Komandan Detasemen B Brimob Polda Papua, Komisaris Polisi Yustanto usai melepas keberangkatan jenazah Briptu Ronald Sopamena (35) di Bandara Mozes Kilangin Timika, Rabu.

Rabu, 08 Februari 2012

Tiga Tapol Gudang Senjata Kodim Wamena (Dok. Jubi)

Tiga TAPOL Gudang Senjata di Wamena.
JUBI – Pembobolan gudang senjata milik KODIM (Komando Distrik Militer) 1702 JWY Wamena, Papua, 4 April 2003, yang bermuara pada ditangkap dan diadili 12 orang terdakwa. Ketika itu, mereka disidang di Pengadilan Negeri Makasar. Kala itu, dalam sidang terakhir, Pengadilan Makasar dalam amar putusannya menyatakan para terdakwa bersalah.

Tiga Tapol Gudang Senjata Kodim Wamena (Dok. Jubi)
Di ujung persidangan, hakim menjatuhkan hukuman kepada masing masing-masing terdakwa dijatuhi hukuman penjara 15 – Seumur hidup. Pada 31 Januari 2008 sebanyak tiga orang tahanan politik (Tapol) dan nara pidana politik (Napol) di pindahkan dari Lapas (Lembaga Pemasyarakatan) Gunung Sari Makassar ke Lapas kelas II Biak. Mereka adalah Enos Lakobal, Jafrai Murib dan Numbuga Telenggen. Enos Lakobal (Apot) divonis 15 tahun penjara, sementara Jafrai Murib dan Numbuga Telenggen di jatuhi hukum seumur hidup. Pemindahan ketiga Tapol tersebut ke Biak, dilakukan berdasarkan surat dari Direktorat Jenderal (Dirjen) Lembaga Pemasyarakatan Kementrian Hukum dan HAM Republik Indonesia bernomor : W19.PK.02.01-132 tertanggal 31 Agustus 2007.

Pelaku penembakan aparat di Papua masih dikejar

PENEMBAKAN DI PAPUA
JAKARTA. Aparat keamanan masih memburu pelaku penembakan anggota satuan Brigade Mobil (Brimob) di Provinsi Papua. Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto mengaku kesulitan mengejar pelaku penembakan tersebut.

Djoko mengakui situasi kondisi Papua saat ini tidak memudahkan mengejar pelaku penembakan tersebut. "Masih dicari, itu kan ada beberapa kelompok. Jadi itu yang dicari sekarang," katanya, Rabu (8/2).

Brimob Tertembak Lagi di Papua

PENJAGAAN KETAT. Penagamanan di depan kamar jenazah
Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Timika ketika jenazah
Briptu Ronald Sopamena diautopsi, Selasa 7 Februari sore.
JAYAPURA, FAJAR -- Aparat keamanan terus menjadi sasaran tembak kelompok bersenjata di Papua. Kemarin, untuk kali kesekian, anggota Brimob tewas tertembus peluru.
Briptu Ronald Tupamena, anggota Brimob dari Detasemen B Polda Papua, diserang di mile 37, tepatnya di tanggul timur area PT Freeport Indonesia, Timika, Papua, sekitar pukul 08.15 WIT. Kabidhumas Polda Papua Kombespol Wachyono mengatakan, peristiwa itu terjadi ketika anggota Brimob sedang berpatroli.